Pages

Labels

Jumat, 16 September 2016

Sistem Periodik Unsur

SISTEM PERIODIK UNSUR

sistem periodik unsur
Sistem Periodik Unsur yang terdiri dari Golongan dan Periode
Lajur vertikal disebut GOLONGAN
Lajur horizontal disebut PERIODE

1.Golongan

Golongan ditempatkan pada lajur vertical dalam sistem periodik unsur modern. Penentuan golongan berkaitan dengan sifat-sifat yang dimiliki unsur tersebut. Unsur-unsur dalam satu golongan memiliki sifat-sifat yang mirip. Beberapa golongan diberi nama khusus, yaitu:
  1. Golongan IA  disebut golongan alkali (kecuali H), yang terdiri dari H (Golongan IA tetapi bukan alkali), Li, Na, K, Rb,Cs,Fr;
  2. Golongan IIA disebut golongan alkali tanah, yang terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra;
  3. Golongan VIIA disebut golongan halogen yang terdiri dari F, Cl, Br, I, At;
  4. Golongan VIIIA disebut gas mulia yang terdiri dari He, Ne, Ar,Kr, Xe Rn;
  5. Golongan IIIA disebut golongan boron-aluminium, yang terdiri dari B, Al, Ga, In, Ti;
  6. Golongan IVA disebut golongan karbon-silikon, yang terdiri dari C, Si, Ge, Sn, Pb;
  7. Golongan VA disebut golongan nitrogen-fosforus, yang terdiri dari N,P, As, Sb, Bi;
  8. Golongan VIA disebut golongan oksigen-belerang, yang terdiri dari O, S,Se,Te, Po;
  9. golongan IB sampai dengan VIIIB disebut golongan transisi

2. Periode

Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem periodik unsur modern.
Periode suatu unsur menunjukan nomor kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar) berdasarkan konfigurasi elektron.
Dalam sistem periodik unsur terdapat 7 periode, yaitu:
  • Periode ke-1: terdiri atas 2 unsur
  • Periode ke-2: terdiri atas 8 unsur
  • Periode ke-3: terdiri atas 8 unsur
  • Periode ke-4: terdiri atas 18 unsur
  • Periode ke-5: terdiri atas 18 unsur
  • Periode ke-6: terdiri atas 32 unsur, yaitu 18 unsur seperti pada period ke-4 atau ke-5, dan 14 unsur lagi merupakan deret lantanida, dan
  • Periode ke-7: merupakan periode unsur yang belum lengkap. Pada periode ini terdapat deret aktinida.
Beberapa Golongan Unsur dalam Sistem Periodik Unsur

1. Golongan IA (logam Alkali)

Semua logam Alkali tergolong logam yang lunak (kira-kira sekeras karet penghapus, dapat diiris dengan pisau0 dan ringan (massa jenis li, Na,dan K kurang dari 1 g/cm3). Logam Alkali memiliki 1 elektron valensi yang mudah lepas, sehingga merupakan kelompok logam yang paling reaktif, dapat terbakar di udara, dan bereaksi hebat dengan air. Dari Liitium ke Sesium reaksi dengan air bertambah dahsyat. Litium bereaksi agak pelan, tetapi natrium bereaksi dengan disertai terbentuknya api dan ledakan, sementara yang lainnya bereaksi dengan lebih dahsyat lagi. Oleh karena kereaktifannya dengan air dan udara,logam alkali biasa disimpan dalam kerosin (minyak tanah).
Litium atau senyawanya digunakan untuk membuat baterai litium yang digunakan dalam barang-barang elektronik, termasuk handphone. Logam natrium digunakan untuk membuat lampu tabung yaitu  lampu natrium yang banyak digunakan untuk penerangan jalan raya.

2. Golongan IIA (Logam Alkali Tanah)

Unsur-unsur golongan IIA disebut logam alkali tanah. Logam alkali tanah juga tergolong logam aktif, tetapi kereaktifannya kurang dibandingkan dengan logamalkali seperiode, dan hanya akan terbakar di udara bila dipanaskan. Kecuali berilium, logam alkali tanah larut dalam air. Magnesium dan stronsium digunakan dalam membuat kembang api. Magnesium memberi nyala terang dan menyilaukan, sedangkan stronsiu memberikan nayla merah terang. Senyawa magnesium, yaaitu magnesium hidroksida (Mg(OH)2), digunakan sebagai antasida dalam obat mag. Batu kapur, pualam, dan mamer adalah senyawa kalsium, yaitu kalsium karbonat (CaCO3). Salah satu senyawa kalsium lainnya, yaitu kalsium hidroksida (Ca(OH)2), digunakan sebagai kapur sirih.

3. Golongan VIIA (Halogen)

Unsur-unsur golongan VIIA merupakan kelompok unsur nonlogam yang sangat reaktif. Hal itu berkaitan dengan elektron valensinya yang berjumlah 7, sehingga hanya memerlukan tambahan 1 elektron untuk mencapai konfigurasi stabil seperti gas mulia. Semua unsur halogen bereaksi dengan tipe yang sama, walaupun kereaktifannya berbeda. Halogen dengan logam membentuk senyawa yang kita sebut garam, seperti NaF, NaCl, NaBr dan NaI. Oleh karena itu pula, unsur golongan VIA disebut halogen artinya pembentuk garam. Kereaktifan unsur halogen berkurang dari F ke I. Semua unsur halogen (golongan VIIA) berupa molekul diatomik (F2, Cl2, Br2, I2), berwarna dan bersifat racun. Fluorin berwarna kuning muda, klorin berwarna hijau muda, bromin berwarana merah, dan uap iodin berwarna ungu (iodin padat berwarna hitam). Halogen atau senyawanya banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Golongan VIIIA (Gas Mulia)

Unsur-unsur golongan VIIIA, yaitu helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon, dan Radon, disebut gas mulia karena semuanya berupa gas yang sangat stabil, sangat sukar bereaksi dengan unsur lain. Tidak ditemukan satu pun senyawa alami dari unsur-unsur tersebut. Unsur gas mulia terdapat di alam sebagai gas monoatomic (atom-atomnya berdiri sendiri). Menurut para ahli, hal itu disebabkan kulit terluarnya yang sudah terisi penuh. Kuli terluar yang terisi penuh menjadikan unsur tidak reaktif. Namun demikian, Kripton, Xenon dan Radon ternyata dapat ‘dipaksa’ bereaksi dengan beberapa unsur, sedangkan Helium, Neon dan Argon sehingga sekarang belum berhasil direaksikan.
Gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat rendah; titik didihnya hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya. Titik leleh dan titik didih gas mulia meningkat dari atas ke bawah. Titik leleh dan titik didih helium mendekati 0K (titik leleh -273,2oC, titik didih -268,9oC).
Dalam kehidupan sehari—hari, helium digunakan untuk mengisi balon, neon digunakan untuk mengisi lampu tabung, dan argon digunakan untuk mengisi bohlam lampu pijar.

5. Golongan B (Unsur Transisi)

Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang terdapat di bagian tengah sistem periodik unsur, yaitu usnur-unsur golongan tambahan (golongan B). Sebagaimana telah dijelaskan, unsur-unsur peralihan merupakan unsur-unsur yang harus dialihkan setelah golongan IIA sehingga diperoleh unsur yang menunjukan kemiripan sifat dengan golonga IIIA.
Unsur-unsur golongan transisi mempunyai sifat khas yang membedakannya dari unsur-unsur golongan utama (golongan A), diantaranya:
  • Semua unsur transisi tergolong logam
  • Mempunya kekerasan, titik leleh, dan titik didih yang relatif tinggi
  • Banyak diantaranya membentuk senyawa-senyawa berwarna
  • Kebanyakan dari logam yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industry adalah logam transisi. Misalnya besi, tembaga, kromium, nikel, titanium, perak, emas, dan platina.
Demikian tulisan mengenai Sistem periodik unsur. Jika ada masukan, saran ataupun pertanyaan silahkan beromentar ya. Semoga bermanfaat …..
Sumber:
Sutresna, N.(2005).KIMIA untuk SMA Kelas I (Kelas X) Semester 2. Grafindo Media Pratama:
Bandung.Purba, M.(2007). KIMIA: Untuk SMA Kelas X Semester 1. Erlangga: Jakarta

Sumber : http://kimiadasar.com/sistem-periodik-unsur/

Struktur Atom

Struktur Atom
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam inti atom. Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listriknya. semua elektron bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan positif (+) . sementara itu neutron bermuatan netral. Elektron bermuatan yang bermuatan negatif (-) ditarik oleh proton yang bermuatan positif (+) pada inti atom.
Dalam hal ini, semua atom di alam semesta akan terjadi bermuatan positif (+) karena ada kelebihan muatan listrik positif (+) di dalam proton.  Akibatnya, semua atom akan saling bertolak satu sama lain.
A.      Perkembangan Teori Atom
Konsep atom dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh ekperimen yang menyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberpa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat.
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian dilakukan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914)
Hasil ekperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilakn gambaran mengenai susunan parikel-partikel tersebut didalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut model atom.
  1. Model Atom Dalton
    1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi-bagi.
    2. Atom digambarkan sebagai bola pegal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
    3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atas atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
    4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pegal seperti bola tolak peluru.
2. Model Atom Thomson

Atom adalah bola bulat bermuatan
positif dan di permukaan tersebar
elektron yang bermuatan negatif
3. Model Atom Rutherford
Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan eletron yang tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom. Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.
4. Model Atom Niels Bohr

    1. Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
    2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi, elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah, elektron akan memancarkan energi lebih rendah, elektron akan memancarkan energi.
    3. Kedudukan elektron-eletron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut kulit-kulit elektron.
5. Model Atom Model
kulit-kulit elektron bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron, tetapi hanya suatu keboleh jadian saja.
B. Percobaan-percobaan Mengenal Struktur Atom
1. Elektron
Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875). Hasil ekperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode menuju ke anode yang disebut sinar katode.
George Johnstone Stoney (1891) yand mengusulkan nama sinar katode disebut “elektron”. Kelemahan dari stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainya. Antonine Henri
Beecquerel (1896) menemukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktof yang sifatnya mirip dengan elektron.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.

Hasil percobaan J.J Thomson menujukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.
Besarnya muatan dalam eletron ditemukan oleh Robert Andreww miliki (1908) melalui percobaan tetes Minyak Milikan seperti gambar berikut.

Minyak disemprotkan kedalam tabung yang bermuatan litrik. Akibat gaya tarik grafitasi akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan negatif maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatan elektron-1 dan massa elektron 0.
2. Proton
Jika massa elektron 0 bearti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada kenyataan nya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat atom netral. Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katode, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.
Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melalui lubang pada katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa maupun muatanya, sehingga partikel ini disebut proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan muatan proton = +1
3. Inti atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan lempang tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/ menembus lempeng sehingga mincullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.
Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif, sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang ada dalam inti atom, sehingga dapt diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.
4. Neutron
Prediksi dari Rutherford memicu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen penembakan partikel pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi.
James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat nertal atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton. Partikel ini disebut neutron dan dilambangkan
C. Menetukan Struktur Atom Berdasarkan Tabel Periodik
1. Partikel Dasar Penyusun Atom
Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut. Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel dalam atom tersusun, atom tersusun atas inti atom dan dikelilingi elektron-elektron yang tersebar dalam kulit-kulitnya. Secara sistematis dapat digambarkan partikel-partikel sub atom berikut.

Sebagian besar atom terdiri dari ruang hampa yang dalamnya terdapat inti yang sangat kecil di mana massa dan muatan positifnya dipusatkan dan dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif. Inti atom tersusun atas sejumlah proton dan neutron. Jumlah proton dalam inti atom menentukan muatan inti atom, sedangkan massa atom inti ditentukan oleh banyaknya proton dan neutron. Selanjutnya ketiga partikel sub atom (proton, neutron, dan elektron ) dangan kombinasi tertentu membentuk atom suatu unsur yang lambangnya dapat dituliskan :
X : lambang suatu unsur
Z : nomor atom
A : nomor  massa
2. Memahami Susunan dari Sebuah Atom
    1. Lihatlah nomor dari tabel periodik. Nomor atom selalu labih kecil dari nomor massa
    2. Nomor atom merupakan jumlah proton. Oleh karena sifat atom netral, maka nomor atom juga merupakan jumlah elekton
    3. Susunan elektron-elektron dalam level-level energi, selalu isi level terdalam sebelum mengisi level luar
Dua hal yang penting diperhatikan jika anda melihat susunan daam tabel periodik.
  1. Jumlah elektron tingkat terluar (atau kulit terluar)sama dengan nomor golongan (kecuali helium yang memiliki 2 elektron. Gas mulia biasa disebut dengan golonga 0 bukan golongan 8). Hal ini berlaku diseluruh golongan unsur pada tabel periodik (kecuali unsur-unsur transisi). Jadi, jika anda mengetahui bahwa barium terletak pada golongan 2, bearti barium memiliki 2 elektron pada tingkat teluar.
  2. Gas mulia memiliki elektron penuh pada tingkat terluar
D. Nomor Atom dan Nomor Massa
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A)
Penulisan lombang atom unsur menyetarakan nomor atom dan nomor massa.
Dimana :
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur
Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah Neutron
Atau
Jumlah Neutron = Nomor massa – Nomor atom
Nomor Atom (Z) = Jumlah proton
1. Nomor Atom (Z)
Nomor atom (Z) menujukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah elektron dalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom bersifat netral maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronya, sehingga nomor atom juga menujukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur
2. Nomor Massa (A)
Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan neutron yang menyusun inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang unsur. 
E. Isotop, Isobar, dan Isoton suatu Unsur
1. Isotop
Isotop adalah atom yang mempunyai nomor sama tetapi memiliki nomor massa berbeda
Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah elektron valensinya sama.
Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menetukan massa atom relatif (Ar) atom tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop
2. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor massa sama.
3. Isoton
Atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama
F. Menetukan Elektron Valensi
1. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Setiap atom dapat terisi eletron maksimum 2n2, dimana n merupakan letak kulit.
Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari yang terdekat dengan inti atom.
Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-masing kulit dan diisi maksimum sesuai daya tampung kulit tersebut. Jadi masing ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung pada kulit tersebut maka diletakkan pada kulit selanjutnya.

2. Elektron Valensi
Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan reaksi kimia adalah elektron pada kulit terluar atau elektron valensi.
Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut. Perhatikan Tabel untuk menentukan jumlah elektron valensi

Unsur –unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama akan memiliki sifat kimia yang sama pula.

Sumber :  https://musnainimusnaini.wordpress.com/kimia-x-2/struktur-atom-2/

Rabu, 14 September 2016

Sistem Peredaran Darah Pada Manusia

Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.

1. Jantung

Jantung mempunyai empat ruang yang terbagi sempurna yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel) dan terletak di dalam rongga dada sebelah kiri di atas diafragma. Jantung terbungkus oleh kantong perikardium yang terdiri dari 2 lembar:
a. lamina panistalis di sebelah luar
b. lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung.
Bagian-bagian jantung
Gambar: Bagian-bagian jantung
Jantung memiliki katup atrioventikuler (valvula bikuspidal) yang terdapat di antara serambi dan bilik jantung yang berfungsi mencegah aliran dari bilik keserambi selama sistol dan katup semilunaris (katup aorta dan pulmonalis) yang berfungsi mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis kiri ke bilik selama diastole.

2. Pembuluh Darah

Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya.
Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.
Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut.
Macam-macam Pembuluh Darah
Pembuluh darah terbagi menjadi :

A. Pembuluh darah arteri

1. Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik
2. Merupakan pembuluh yang liat dan elastis
3. Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik
4. Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar jantung
5. Terdiri atas :
5.1 Aorta yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh
5.2 Arteriol yaitu percabangan arteri
5.3 Kapiler :
a. Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena
b. Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal
6. Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu :
6.1 Lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium
6.2 Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis
6.3 Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis

B. Pembuluh Balik (Vena)

1. Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
2. Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3. Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi
4. Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris) dan menjaga agar darah tak berbalik arah.
5. Terdiri dari :
5.1. Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas tubuh menuju serambi kanan jantung.
5.2. Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
5.3. Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri jantung.
Diagram alur peredaran darah manusia
Gambar: Diagram alur peredaran darah manusia
Advertisement
Macam Peredaran Darah
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari : 
1. Peredaran darah panjang/besar/sistemik
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.
Peredaran darah panjang/besar/sistemik

2. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal

Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.
Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal
Proses peredaran darah dipengaruhi juga oleh kecepatan darah, luas penampang pembuluh darah, tekanan darah dan kerja otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah.
Pada kapiler terdapat spingter prakapiler mengatur aliran darah ke kapiler :
a. Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang dari pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.
b. Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran darah yang melalui kapiler tersebut akan berkurang.
Pada vena bila otot berkontraksi maka vena akan terperas dan kelepak yang terdapat pada jaringan akan bertindak sebagai katup satu arah yang menjaga agar darah mengalir hanya menuju ke jantung.
Kelainan Pada Sistem Peredaran Darah
Kelainan atau penyakit pada sistem peredaran darah antara lain:
  1. Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak berbentuk plak (kerak) yaitu jaringan ikat berserat dan sel-sel otot polos yang di infiltrasi oleh lipid (lemak)
  2. Anemia yaitu rendahnya kadar hemoglobin dalam darah atau berkurangnya jumlah eritrosit dalam darah
  3. Varises yaitu pelebaran pembuluh darah di betis
  4. Hemeroid (ambeien) pelebaran pembuluh darah di sekitar dubur
  5. Ambolus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang bergerak.
  6. Trombus yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak bergerak .
  7. Hemofili yaitu kelainan darah yang menyebabkan darah sukar membeku (diturunkan secara hereditas)
  8. Leukemia (kanker darah ) yaitu peningkatan jumlah eritrosit secara tidak terkendali.
  9. Erithroblastosis fetalis yaitu rusaknya eritrosit bayi/janin akibat aglutinasi dari antibodi yang berasal dari ibu.
  10. Thalasemia yaitu anemia yang diakibatkan oleh rusaknya gen pembentuk hemoglobin yang bersifat menurun.
  11. Hipertensi yaitu tekanan darah tinggi akibat arteriosklerosis
Sumber :  http://www.pintarbiologi.com/2014/12/sistem-peredaran-darah-manusia.html

Sistem Regulasi Pada Manusia

SISTEM REGULASI PADA MANUSIA

Tubuh manusia mempunyai banyak sistem organ tubuh. Sistem tersebut masing-masing melaksanakan fungsi faal tertentu. Agar dapat melaksanakan fungsinya dan tidak terjadi benturan, maka di dalam tubuh itu dilengkapi dengan sistem pengatur yang dikenal dengan sistem regulasi. Sistem regulasi pada manusia dilakukan oleh sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem indra. Ketiganya bertugas mengatur keserasian kerja organ tubuh. Sistem saraf menanggapin adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Sistem hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Alat indra merupakan penerima rangsang dari luar tubuh.
A. SISTEM SARAF
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi/sistem kontrol yang bertugas menerima rangsangan ke semua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut (jaringan komunikasi dalam tubuh). Sel-selnya dibedakan menjadi dua, yaitu sel-sel saraf (neuron) dan neuroglia (memberi nutrisi dan bahan untuk hidupnya neuron).
1. Sel Saraf (neuron)
Merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Tersusun atas badan sel saraf, dendrit, dan neurit (akson).
  1. Badan sel, mengandung nucleus dan nucleolus yang dikelilingi oleh sitoplasma.
  2. Dendrit, merupakan serabut saraf pendek yang bercabang-cabang keluar dari badan sel. Berfungsi menerima impuls (rangsangan) yang datang dari neuron lain untuk dibawa menujun badan sel saraf.
  3. Neurit (akson), merupakan serabut saraf panjang dan umumnya impuls dari badan sel saraf ke kelenjar-kelenjar dan serabut-serabut ke otot. Kebanyakan diselubungi selubung myelin yang berfungsi melindungi, memberi nutrisi, dan mempercepat jalannya impuls.
Bersadarkan fungsinya neuron dibedakan menjadi empat
  1. Neuron sensorik, berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Dendritnya berhubungan dengan reseptor dan neuritnya berhubungan dengan neuron lain.
  2. Neuron motorik, berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor. Dendritnya menerima impuls dari akson neuron lain dan neuritnya berhubungan dengan efektor.
  3. Neuron konektor, berfungsi menghubungkan neuron satu dengan neuron yang lain.
  4. Neuron adjustor, berfungsi menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik pada pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
2. Sistem saraf
a. Sistem saraf pusat
1. Otak
Otak besar (cerebrum) terdiri atas lobus ocifitalis (bagian belakang) sebagai pusat penglihatan, lobus parietalis (bagian tengah) sebagai pusat pengendalian kerja kulit, lobus temporalis (bagian sampaing) sebagai pusat pendengaran, dan lobus frontalis (bagian depan) sebagai pusat pengendalian kerja otot.
Sebagai pengendali dan pengatur kerja organ tubuh, cerebrum dibedakan atas:
  1. Area sensorik, sebagai penerima rangsang dari reseptor.
  2. Area motorik, merespon rangsang yang sampai di otak dan efektor.
    1. Area asosiasi, sebagai penghubung area sensorik dengan area motorik, sebagai pusat berfikir, membuat keputusan, serta menyimpan ingatan dan kesimpulan..
Otak kecil (cerebellum) sebagai pusat keseimbangan, koordinasi gerakan otot secara sadar dan posisi tubuh. Kerusakan cerebellum akan menyebabkan gerak otot tidak terkoordinasi.
Otak kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
A. Otak depan meliputi:
  1. 1. Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan tubuh, haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
  2. 2. Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima semua rangsan yang berasal dari sensorik cerebrum.
  3. 3. Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.
  1. B. Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus yang merupakan pusat refleks mata.
  2. C. Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla oblongata. Medula oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.
  3. 1. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medulla oblongata ke bawah sampai ruas kedua tulang pinggang. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk menghubungkan impuls dari dank e otak, memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.
Bagian-bagian sumsum tulang belakang:
a)      Lapisan luar berwarna putih dan mengandung akson.
b)      Lapisan dalam berwarna kelabu dan mengandung badan sel saraf.
c)      Bagian dalam terdapat bagian yang berbentuk kupu-kupu yang disebut akar dorsal (mengandung sensorik, dendritnya berhubungan dengan reseptor), dan akar ventral (mengandung neuron motorik, aksonnya menuju efektor).
Pelindung pusat susunan saraf otak dan sumsum tulang belakang) disebut meninges, yang meliputipiameter, arakhnoid, dan durameter.
a)      Piameter, merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi permukaan otak dan sumsum tulang belakang, banyak mengandung pembuluh darah, berperan memberi oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
b)      Arakhnoid, berupa jaringan yang lembut, terletak diantara piameter dan durameter.
c)      Durameter, merupakan lapisan terluar yang padat dank eras serta menyatu dengan tengkorak.
Pada sistem saraf pusat terdapat cairan yang cerebrospinal, terletak pada ventrikel otak dan sentralis berfungsi untuk suplai nutrisi sel-sel otak dan medulla spinalis.
b.  Sistem saraf tepi
1).12 pasang serabut otak 12 pasang saraf cranial) yang keluar dari beberapa bagian otak menuju alat indera, kelenjar, dan otot.
Berdasarkan karakteristiknya, saraf cranial dikelompokkan menjadi tiga.
a)                  Saraf cranial sensorik, terdiri atas saraf nomor I, II, dan IV.
b)                  Saraf cranial motorik, terdiri atas saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII
c)                  Saraf cranial sensorik dan motorik, terdiri atas saraf nomor V, VII, IX, dan X.
2). 31 pasang serabut saraf  sumsum tulang belakang (31 pasang saraf spinal) merupakan gabungan dari saraf sensorik dan motorik yang keluar melalui akar ventral. Berdasarkan asalnya, dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
c. Sistem saraf tak sadar (otonom)
1.   Saraf simpatik
Saraf simpatik berpangkal pada medulla spinalis daerah leher dan pinggang, disebut saraf torakolumbar, berfungsi untuk mengaktifkan organ agar bekerja secara otomatis. Serabut ini menuju ke otot polos, alat peredaran darah, pencernaan makanan, dan pernafasan.
2.   Saraf parasimpatik
Saraf para simpatik berpangkal pada kedua oblongata dan daerah sacrum, bekerja berlawanan dengan saraf simpatik.
3.Mekanisme Kerja Saraf
Neuron mampu menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain. Bila sampai di ujung  akson, maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang memacu dendrit yang berhubungan dengan akson tadi.
Berikut ini neurohumor yang dikenal:
  1. i.      Asetilkolin, merupakan zat pemacu hubungan antara neuron dengan neuron, neuron dengan otot lurik, dan neuron dengan otot polos.
  2. ii.      Adrenalin (epinefrin), memacu hubungan antara neuron dengan otot jantung, neuron dengan otot polos bronkus. Epinefrin bersifat inhibitor, namun zat ini dapat dihilangkan oleh enzim kolinesterase pada sinspsis.
Penghantaran Inpuls
Rangsangan yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.
a.   Penghantaran lewat sel saraf
Sel saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif (+), sedangkan muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi.
b.   Penghantaran lewat Sinapsis
1). Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan    permiabelitas membran prasinapsis terhadap ion Ca.
2). Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan neurotransmiter ke celah sinapsis.
3). Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam stanont. Zat ini disimpan dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.
4. Gerak Tubuh
a. Gerak Biasa
Yaitu gerak yang disadari, misalnya menulis, berjalan, dan makan. Gerak biasa impulsnya melalui otak.
Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik → otak → neuron motorik → efektor.
b. Gerak Refleks
Pada gerak refleks, rangsangan tidak diolah di otak. Jalan terpendek yang dilalui gerak ini disebutlengkung refleks.
Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang belakang → neuron motorik → efektor.
5.  Bahaya obat-obatan dan narkoba terhadap sistem saraf
a.  Alkohol, menyebabkan kecanduan fisiologik, pandangan kabur, kendali otot garak hilang, denyut jantung melemah, dan frekuensi respirasi lambat.
b. Narkotika, menyebabkan adiksi fisiologik.
c. Valium, menimbulkan rasa tenang, santai dan tidak ada beban.
d. Amfetamin, obat perangsang yang menyebabkan orang tetap terjaga, bisa menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga kesehatannya mengalami kemunduran, dan menimbulkan adiksi fisiologik.
e. bahan penikmat juga menyebabkan adiksi fisiologik.
6.      Gangguan pada sistem saraf
a. Epilepsi, disebabkan kerusakkan otak pada saat lahir, infeksi, racun, luka pada kepala, atau tumor pada otak.
b. Neuritis, iritasi pada neuron yang disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan, maupun karena obat-obatan.
c. Alzheimer, berkurangnya kemampuan dalam mengingat.
B. SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin (sistem hormon) merupakan bagian dari  sistem hormon yang mempunyai hubungan erat dengan sistem saraf. Perbedaan sistem hormon dengan sistem saraf dapat dilihat pada tabel.
Tabel Perbadaan sistem saraf dengan sistem endokrin
No.Sistem sarafSistem endokrin
1.2.
3.
Responnya cepatSignal-signal dibawa melalui neuron
Responnya langsung terhadap rangsangan dari luar
Responnya lambatHormon-hormon dibawa melelui darah
Responnya tidak langsung terhadap internal
Hormon diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi mempunyai pengaruh yang amat besar.
Hormon berfungsi sebagai berikut:
  1. Mengatur homoeostatis
  2. Memacu pertumbuhan
  3. Untuk reproduksi
  4. Mengatur metabolisme
  5. Mengatur tingkah laku.
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak dialirkan melalui saluran tetapi langsung masuk ke pembuluh darah.
Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dibedakan menjadi tiga:
  1. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, contoh kelenjar tiroid
  2. Kelenjar yang bekerja mulai saat tertentu, contoh kelenjar kelamin.
  3. Kelenjar yang bekerja sampai saat tertentu, contoh kelenjar timus.
Berdasarkan letak dan macamnya kelenjar endokrin dibedakan menjadi….
  1. 1. Kelenjar Hipofisis
Disebut juga master of gland karena mampu mensekresikan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan dalam tubuh. Terdiri darai
  1. a. Hipofisis lobus anterior, menghasilkan hormone:
1). Somatotropin, mempengruhi pertumbuhan.
2). Lactogenic Hormone, mempengaruhi kerja kelenjar susu.
3). Thyroid Stimulating Hormone (TSH), berfungsi sekresi kelenjar tiroid.
4). Adrenocorticotropic Hormon (ACTH), berfungsi mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal.
5). Gonadotropin, mempengaruhi kerja gonad (organ kelamin).
a. Follicle stimulating hormone, merangsang perkembangan folicke
b. LuteinizingHormon, bersama dengan esterogen menstimulasi ovulasi dan pembentukkan progesterone oleh korpus luteum, pada pria menstimulasi testis menghasilkan sperma.
  1. b. Hipofisis pars intermedia
Menghasilkan hormone Melanocyt Stimulating Hormon (MSH), mengatur perubahan warna kulit.
  1. c. Hipofisis lobus posterior, menghasilkan hormone berikut:
  2. Oksitosin, membantu proses kelahira.
    1. Vasopresin atau ADH, mempengaruhi menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah
    2. Pretesin, mempengaruhi tekanan darah
2.   Kelenjar Tiroid
Mensekresikan hormone tiroksin yang berfungsi mempengaruhi metabolisme sel, pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi jaringan tubuh.
Kelebihan tiroksin menyebabkan morbus basedowi, yaitu peningkatan metabolisme seperti peningkatan denyut jantung, gugup, emosional, pelupuk mata terbuka lebar, mata terbelalak. Pada anak-anak, jika kelebihan akan menyebabkan gigantisme, dan bila kekurangan menyebabkan kretinisme (kekerdilan), sedangkan pada dewasa menyebabkan miksedema, dengan gejala laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan dan rambut rontok.
3.   Kelenjar Paratiroid
Mensekresikan parathormon yang berfungsi mempertahankan kadar Ca dan P dalam darah. Hipersekresi menyebabkan batu ginjal dan gejala kekejangan otot. Hiposekresi menyebabkan kelainan tulang seperti rapuh, bentuk abnormal, dan mudah patah.
  1. 4. Kelenjar Suprarenalis (Adrenal)
Bagian korteks mensekresikan hormone kortison/kortikoid. Kekurangan akan menyebabkan Addison, dengan tanda-tanda kulit memerah, berat badan turun, badan lemah, dan tekanan darah rendah.
Bagian Medula mensekresikan hormone Adrenalin/epinefrin, yang berfungsi memacu jantung, melapangkan pernafasan, mengendorkan otot bronkioli, memacu glikogenolisis sehingga kadar gula dalm darah meningkat.
5.   Kelenjar Pankreas
Merupakan sekelompok sel yang dikenal dengan pulau Langerhands yang mensekresikan hormone insulin dan glukagon yang bekerja berlawanan untuk mengatur kadar gula dalam darah. Bila kadar gula tinggi, pancreas mensekresikan hormone insulin untuk mengubah glukosa menjadi glukagon. Sebaliknya, bila kadar glukosa menurun, maka hormone glukagon akan mengubah glikogen menjadi glukosa. Kekurangan insulin menyebabkan diabetes militus.
6.   Kelenjar Timus
Terletak di daerah dada, berfungsi pada masa pertumbuhan, yaitu mensekresikan hormonesomatotrof.
7.  Kelenjar kelamin
Pada laki-laki adalah testis, mensekresikan hormon androgen/testosteron dan spermatozoa.Testosteron mempengaruhi spermatogenesis serta untuk pertumbuhan sekunder., pada laki-laki misalnya suara menjadi besar, dada bertambah bidang, tumbuhnya rambut pada daerah tertentu (kumis, jenggot, jambang).
Pada perempuan, ovarium menghasilkan ovum dan mensekresikan hormone esterogen dan progesterone. Esterogen disekresikan oleh folikel De Graaf yang berfungsi mempengaruhi sifat kelamin sekunder perempuan seperti membesarnya payudara, pinggul, serta mulai menstruasi. Progesterondisekresikan oleh korpus luteum yang berfungsi mengatur pertumbuhan plasenta, menghambat sekresi FSH, bersam laktogen memperlancar ASI, dan mengatur endometrium.
8.  Kelenjar Pencernaan
Lambuang mensekresikan hormone gastrin, yang berfungsi untuk merangsang sekresi hormone gastrin. Kelenjar usus memproduksi memproduksi hormone sekretin yang berfungsi merangsang sekresi getah pancreas dan kolesistokinin yang merangsang vesika felea untuk mensekresikan getah empedu ke dalam usus.
C. SISTEM INDRA
Di dalam tubuh manusia terdapa bermaca-macam reseptor untuk mengetahui rangsangan dari luar, yang disebut dengan ektoseseptor, yaitu alat indra. Ada lime macam alat indra sehingga di sebut pancaindra, yaitu indra penglihatan, pendenganran, peraba, pengecap, dan pembau.
1.  Indra Penglihatan
Indra penglihatan manusia adalah mata. Sel-sel reseptor penglihatan (fotoreseptor) terlatak pada retina, yang tersusun atas sel batang dan sel kerucut.
a.  Alat Tambahan Mata
1). Alis berfungsi melindungi mata dari keringat atau air yang mengalir di dahi.
2). Kelopak mata, terdiri dari lapisan konjungtiva, kelenjar meibomian, lapisan tarsal, otot orbikularis okuli, jaringan ikat dan kulit luar.
3). Bulu mata berfungsi mengurangi intensitas cahaya yanh berlebihan.
4). Aparatus lakrimalis yang terdiri atas kelenjar air mata dan saluran air mata.
b.  Otot bola Mata
Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang berfungsi menggerakkan bola mata ke samping, atas, dan bawah.
c.  Bola Mata
1). Lapisan luar terdiri dari sclera yang berwarna putih dan tidak tembus cahaya, serta kornea yang tembus cahaya dan berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.
2). Lapisan tengah (koroid) terdapat iris (selaput pelangi) yang menentukan warna mata. Di tengahnya terdapat lubang (pupil), berfungsi jumlah cahaya yang masuk ke mata.
3).  Lapisan dalam terdapat sel batang dan sel kerucut
Sel batang (basilus) mengandung pigmen rodopsin, yaitu senyawa antara vitamin A dan protein. Ketika terang rodopsin terurai dan ketika gelap rodopsin terbentuk kembali. Sel kerucut banyak mengandung iodopsin, yaitu senyawa retinin dan opsin; peka terhadap warna biru, hijau, dan merah. Bagian retina yang paling peka cahaya adalah bintik kuning. Daerah ini banyak mengandung saraf penerima rangsang cahaya. Daerah tempat masuk dan membeloknya sarf penglihatan, tidak mengandung ujung saraf penglihatan, disebut bintik buta.
d.  Lensa Mata
Terletak di belakang selaput pelangi, berbentuk bi konveks. Agar benda yang diamati tampak jelas, maka bayangan benda harus jatuh pada bintik kuning. Untuk itu lensa mata memiliki kemampuan untuk memipih dan mencembung, disebut daya akomodasi.
Bagaimana mata bisa melihat suatu benda?
Cahaya ditangkap mata → retina (bintik kuning) → kornea → aqueous humor → pupil → lensa → vitreous humor → fotoreseptor di retina → serabut saraf optic → pusat penglihatan di otak → sensasi penglihatan.
Manusia dapat mengalami kelainan-kelainan sebagai berikut:
  1. 1. Mata Miopi (rabun jauh)
Lensa terlalu cembung, sehingga sinar sejajar yang masuk jatuh di depan retina, akibatnya benda tampak tidak jelas. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa cekung (negatif).
2.   Mata Hipertropi (rabun dekat)
Lensa terlalu pipih sehingga sinar sejajar yang masuk jatuh di belakang retina. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa cembung (positif).
3.   Mata Prebiopsi (mata tua).
Lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasinya sangat kurang karena usia tua. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa rangkap (cembung-cekung).
4.   Astigmatisma
Bidang refraksi tidak rata sehingga sinar masuk ke dalam mata tidak difokuskan ke satu titik. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa silindris.
5.   Kekurangan Vitamin A, menyebabkan:
a. Bintik bitot, yaitu bintik putih pada kornea.
b. Xeroftalmia, keadaan kornea mongering.
c. Keratomalasi, kornea rusak
d. Kebutaan kornea
6. Kataraks
Karena kekurangan vitamin B2 (riboflavin) sehingga penglihatan terganggu karena lensa mata keruh.
7.   Buta Warna
Kebutaan terhadap warna di dalam retina terhadap tiga macam sel kerucut yang masing-masing peka terhadap warna dasar merah, hijau, dan biru. Berdasarkan reseptor warna tersebut dikenal:
  1. a. Mata Trikromat, yaitu mata normal, memiliki tiga macam reseptor warna.
    1. b. Mata Dikromat, yaitu hanya memiliki dua reseptor warna, dibedakan menjadi protanopia (buta warna), deutaranopia (buta warna hijau), dan ritanopia (buta warna biru).
    2. c. Mata Monokromat, yaitu hanya memiliki satu macam reseptor warna, sehingga hanya dapat melihat warna hitam dan putih, serta bayangan abu-abu.
8.   Glaukoma
Adalah meningkatnya volume aqueous humor, menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler sehingga kapiler darah tertekan, kelangsungan hidup sel-sel penyususn retina terancam dan dapat berakibat kebutaan.
9. Strabismus (juling)
Merupakan gangguan otot penggerak mata, dapat diperbaiki dengan cara operasi.
2.   Indra Pendengaran (telinga)
a.   Struktur Telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1). Telinga luar: daun telinga, liang telinga yang membantu mengkonsentrs=asikan gelombang suara.
2). Telinga Tengah:
a.   Membran Timfani (selaput gendang), menerima gelombang bunyi.
b.   Tulang-tulang pendengaran: tl. Martil (os maleus), tl. Landasan (os inkus) dan tl. Sanggurdi (os stapes), meneruskan vibrasi ke jendela oval.
c.   saluran eustachius, menyeimbangkan tekanan udara antara telinga tengah dengan lingkungan.
3). Telinga dalam
a.   Jendela oval, penghubung telinga tengah dan telinga dalam.
b.   Jendela melingkar, sebagai reseptor suara
c.   Koklea (rumah siput), reseptor untuk gerakan kepala.
d.   Saluran semisirkuler dan utrikulus, reseptor gravitasi
e.   Membran basiler, meneruskan vibrasi
f.    Organ Korti, tempat terdapatnya reseptor suara berbentuk rambut.
g.   Membran tektorial, meneruskan vibrasi ke organ korti.
b.   Mekanisme Pendengaran
Getaran suara → daun telinga → saluran pendengaran → membrane timfani → tulang martil → tl. Landasan → tl. Sanggurdi → jendela oval → cairan koklea → ujung saraf auditori → otak (lobus temporalis) → persepsi suara.
c.   Alat Keseimbangan
Telinga berfungsi sebagai alat keseimbangan, yaitu alat deteksi posisi tubuhyang berhubungan dengan gravitasi dan gerak tubuh.
3.   Indra peraba dan perasa (kulit)
Kulit merupakan indra peraba dan perasa karena memiliki reseptor-reseptor sebagai berikut.
  1. Korpuskula Paccini, ujung saraf perasa tekanan kuat
  2. Ujung saraf sekeliling rambut, ujung saraf peraba.
  3. Korpuskula Ruffini, ujung saraf perasa panas.
  4. Ujung saraf Krause, ujung saraf perasa dingin.
  5. Korpuskula Meisneir, ujung saraf peraba.
  6. Lempeng Merkel, ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan.
  7. Ujung saraf tanpa selaput (telanjang), merupakan perasa sakit.
4.   Indra Pengecap (lidah)
Lidah merupakan indra pengecap yang disebut kemoreseptor. Indra ini berupa kuncup/tunas pengecap yang mampu mengecap empat cita rasa yaitu manis (ujung lidah), asin (samping depan lidah), asam (samping belakang lidah), dan pahit (pangkal lidah). Bila zat masuk ke mulut, akan terlarut dan mengenai tunas pengecap, impuls akan diteruskan ke saraf VII dan IX menuju otak, oleh otak diolah, dan timbul kesan rasa.
5.   Indra Pembau (hidung)
Reseptor pembau terdapat dalam lapisan muka rongga hidung, berupa sel-sel olfaktori, yang berbentuk memanjang dengan ujung yang bersilia. Impuls sensoris akan ditransmisikan oleh serabut saraf cranial (saraf olfaktori) ke pusat pembau di otak.
Salah satu kelainan pada indra pembau sehingga kehilangan sensitifitas terhadap rasa bau adalahanosmia, disebabkan oleh:
  1. Penyumbatan rongga hidung akibat pilek
  2. Terdapat polip atau tumor di rongga hidung.
  3. Sel rambut rusak akibat infeksi kronis.
  4. Gangguan pada saraf otak I, bulbus olfaktorius, dan traktus olfaktorius. 
 Sumber : http://lutfhieekaseptian.blogspot.co.id/2012/03/sistem-regulasi-pada-manusia_06.html